This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 19 Juli 2012

Realitas Bangsa

Indonesia, negeri elok yang 'katanya' kaya raya sumber daya alamnya. Indonesia, negeri yang 'katanya' padi terhampar luas, kayu ditanam jadi tanaman, namun beras pun diimpor untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Indonesia, negeri yang 'katanya' luas lautannya, namun ikan-ikan masih diimpor untuk memenuhi lauk pauk rakyatnya. Ironisnya keadaan bangsa yang besar dan kaya ini. Potensi-potensi yang ada pun seakan tertutupi oleh masalah yang setia menyelimuti bangsa ini dari merdeka hingga sekarang ini. Masalah yang terus menggerogoti sendi-sendi kehidupan bangsa ini. Masalah yang paling utama adalah korupsi. Sebenarnya akar dari korupsi adalah ketidakdisiplinan. Mulai dari hal yang paling kecil, seperti mencontek saat ujian, adalah salah satu bentuk ketidakdisiplinan. Disiplin waktu, disiplin amanah sangat langka sekarang di negeri ini. Hal-hal inilah yang menyebabkan merebaknya masalah-masalah lain yang timbul seakan mengikutinya, seperti premanisme, anak jalanan, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Sangatlah sulit mengubah apa yang terjadi di bangsa ini karena hal ini seperti pasir yang ada di pantai, terselesaikan disini, disana ribuan masih tegak berdiri. Kita tidaklah bisa lagi berharap pada generasi sekarang ini, terlalu bobrok untuk diharapkan. Hal yang haruslah dilakukan untuk menangani masalah ini adalah dengan membangun suatu peradaban baru. Membangun peradaban baru bukanlah hal yang mudah dan instan pula. Hal ini dibangun melalui suatu proses yang sangat panjang. Dimulai dari penanaman karakter-karakter baik bagi orang-orang yang bertekad membangun bangsa ini, terutama kaum-kaum muda secara bertahap dan kontinu. Penanaman nilai-nilai Islam dan akhlak terpuji, dan pengawasan bagi generasi kecil agar teciptanya generasi yang beriman, jujur, disiplin, dan tanggung jawab. Pembinaan yang secara bertahap dan berkesinambungan inilah yang dapat kita harapkan untuk mengubah bangsa ini menjadi bangsa yang benar-benar besar.

Bandung, 19 Juli 2012
Asrama PPSDMS Bandung

Rabu, 18 Juli 2012

Bangunlah Putra Putri Ibu Pertiwi

Sinar matamu tajam namun ragu
Kokoh sayapmu semua tahu
Tegap tubuhmu takkan tergoyahkan
Kuat jarimu kalau mencengkeram
Bermacam suku yang berbeda
Bersatu dalam cengkeramanmu
Angin genit mengelus merah putihku
Yang berkibar sedikit malu-malu
Merah membara tertanam wibawa
Putihmu suci penuh kharisma
Pulau pulau yang berpencar
Bersatu dalam kibarmu
Terbanglah garudaku
Singkirkan kutu-kutu di sayapmu oh…..
Berkibarlah benderaku
Singkirkan benalu di tiangmu
Jangan ragu dan jangan malu
Tunjukkan pada dunia
Bahwa sebenarnya kita mampu
Mentari pagi sudah membumbung tinggi
Bangunlah putra putri ibu pertiwi
Mari mandi dan gosok gigi
Setelah itu kita berjanji
Tadi pagi esok hari atau lusa nanti
Garuda bukan burung perkutut
Sang saka bukan sandang pembalut
Dan coba kau dengarkan
Pancasila itu bukanlah rumus kode buntut
Yang hanya berisikan harapan
Yang hanya berisikan khayalan